Padang – Senin (1/9) sore, suasana di depan Gedung DPRD Sumatera Barat menjadi saksi sebuah peristiwa yang menegaskan kedewasaan berdemokrasi di Ranah Minang. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat—mulai dari Aliansi BEM Sumbar, pengemudi ojek online (Ojol), hingga sejumlah organisasi kemasyarakatan—turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka.

Namun, berbeda dengan citra aksi demonstrasi yang seringkali diwarnai ketegangan dan kericuhan, aksi ini justru mencerminkan kedewasaan kolektif. Tidak ada insiden yang menegangkan, tidak ada benturan. Yang tampak justru harmoni: orasi lantang namun tertib, massa yang solid namun tetap menjaga ketenangan, serta aparat keamanan yang hadir dengan wajah humanis.

671 Personel Polda Sumbar, 140 Personel TNI, dan Pendekatan Persuasif

Sejak pukul 15.00 WIB, barisan aparat kepolisian dan TNI telah bersiaga. Polda Sumbar menurunkan 671 personel gabungan dengan dukungan 140 personel TNI. Namun, keberadaan mereka jauh dari kesan menakutkan. Senyum ramah, sapaan hangat, dan pendekatan persuasif menjadi ciri khas pengamanan kali ini.

“Kami di sini untuk menjaga, bukan untuk menghalangi,” begitu pesan yang seakan terbaca dari gestur aparat di lapangan. Alih-alih menciptakan jarak, aparat justru memberi rasa aman, sehingga massa merasa terlindungi saat menyampaikan pendapatnya.

Dialog Terbuka dengan Wakil Rakyat

Pukul 17.00 WIB, momentum penting terjadi. Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, bersama Wakil Ketua DPRD, sejumlah perwakilan fraksi, serta Kapolresta Padang, keluar langsung menyapa massa. Di depan gedung rakyat, dialog singkat berlangsung terbuka, cair, dan komunikatif. Suasana yang biasanya rawan gesekan justru berubah menjadi ruang dialog yang penuh respek.

Gotong Royong Bersihkan Sampah: Teladan dari Massa Aksi

Usai dialog, massa perlahan membubarkan diri. Namun, pemandangan unik membuat banyak orang kagum. Para peserta aksi bergotong royong membersihkan sampah yang berserakan. Botol minuman, sisa kertas, dan plastik dikumpulkan bersama-sama. Sebuah kebiasaan yang jarang terlihat dalam aksi unjuk rasa, tetapi kali ini justru menjadi penutup yang manis: aspirasi tersampaikan, lokasi tetap bersih.

Apresiasi Kapolda Sumbar: Demokrasi yang Dewasa

Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta, melalui Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol. Susmelawati Rosya, memberikan apresiasi tinggi atas aksi damai tersebut.
“Syukur alhamdulillah, aksi unjuk rasa hari ini berjalan aman, tertib, dan humanis. Kami sangat mengapresiasi peserta aksi yang menyampaikan pendapat secara damai sekaligus menjaga kebersihan. Ini adalah contoh berdemokrasi yang sangat baik,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan ini lahir dari kerja sama semua pihak.
“Keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya kerja sama seperti hari ini, kami yakin Sumatera Barat akan tetap kondusif dan damai,” tambahnya.

IKW RI Angkat Topi untuk Polda Sumbar

Ketua Ikatan Kekeluargaan Wartawan Republik Indonesia (IKW RI), Dafit Effendi, menilai peristiwa ini sebagai momentum penting yang layak dicatat dalam perjalanan demokrasi di Sumatera Barat. Baginya, Polda Sumbar berhasil menunjukkan wajah polisi yang benar-benar humanis, profesional, dan mengayomi.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja Polda Sumbar. Aksi yang melibatkan ribuan massa ini bisa berjalan damai, tanpa gesekan, bahkan diakhiri dengan pemandangan gotong royong. Itu bukan hal yang mudah, tetapi aparat mampu mengelolanya dengan penuh kesabaran dan pendekatan persuasif,” ujar Dafit, Selasa (2/9/2025).

Ia menekankan, keberhasilan pengamanan ini tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga memberi pendidikan politik bagi masyarakat.
“Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa. Ini adalah pelajaran bahwa demokrasi bisa dijalankan dengan cara bermartabat. Saya kira keberhasilan ini harus diapresiasi dan dijadikan teladan, bukan hanya di Sumbar tetapi juga di daerah lain,” tambahnya.

Pesan dari Ranah Minang

Aksi damai pada Senin itu menjadi bukti nyata bahwa falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah tetap hidup dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah ancaman, melainkan ruang dialog untuk mencari solusi bersama.

Dengan pengelolaan pengamanan yang persuasif dan partisipasi masyarakat yang dewasa, Sumatera Barat mengirim pesan kuat ke seluruh Indonesia: demokrasi bisa tumbuh tanpa harus diwarnai kekacauan.

Dan di balik itu semua, kinerja hebat Polda Sumbar mendapat sorotan utama bukan hanya karena berhasil menjaga keamanan, tetapi karena mampu menghadirkan wajah polisi yang ramah, humanis, dan menumbuhkan rasa percaya masyarakat.

(Ril)