Payakumbuh | JangkarPost.com — Sejak diluncurkan satu setengah bulan yang lalu, program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendapat respon positif oleh masyarakat.
Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan, Payakumbuh termasuk daerah yang rendah dalam hal stunting di Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan tingginya kepedulian dan kesadaran masyarakat.
“Angka stunting kita itu sekitar 4,7 persen, dan termasuk yang terendah di Sumbar. Dimana ada beberapa daerah, yang bahkan angka stuntingnya lebih dari 20 persen,” kata Wako Riza Falepi kepada media di Payakumbuh, Senin (5/09/22).
Dikatakan Riza, walaupun angka stunting di Payakumbuh termasuk yang terendah, tapi pemerintah tidak boleh berpangku tangan saja. Artinya, angka yang 4,7 persen tersebut harus segera dituntaskan.
“Sebenarnya stunting ini tidak lepas dari kemiskinan. Makanya disini saya mengajak, mari bersama-sama kita untuk menanggulangi kemiskinan ini. Supaya kebutuhan gizi untuk masyarakat kita tercukupi,” ucapnya.
Wako juga meminta agar lebih serius lagi menangani stunting ini. Jangan hanya sekedar kejar tayang semata atau mencari popularitas. Karena ini tanggung jawab dunia akhirat.
“Disini banyak orang yang ingin berpartisipasi. Tinggal lagi kita untuk menjaga kredibilitas kita, bahwasanya bantuan yang diberikan itu sampai. Laporkan kepada yang bersangkutan untuk apa saja dibelikan bantuan yang mereka berikan,” ujarnya.
“Saya mengajak, bagi masyarakat kita yang telah berkecukupan jadilah bapak asuh untuk anak-anak kita yang stunting ini. Karena sedikit bantuan yang kita berikan, begitu berarti bagi mereka. Sehingga kebutuhan gizi mereka dapat terpenuhi, dan tidak ada lagi generasi penerus kita yang stunting di Payakumbuh,” tukuknya.
Sementara itu Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Payakumbuh AH Agustion mengatakan sejak program BAAS tersebut diluncurkan, sudah ada delapan orang yang menjadi bapak asuh stunting di Payakumbuh.
“Termasuk Bapak Wali Kota kita, beliau telah menjadi bapak asuh untuk beberapa orang anak stunting di Payakumbuh. Sampai saat ini sudah ada 26 orang anak yang memiliki bapak asuh,” ungkapnya.
Agustion menjelaskan, untuk tahap awal ini, enam bulan pertama akan diberikan bantuan bahan pangan utama untuk perbaikan gizi anak-anak ini.
“Program BAAS ini sangat membantu. Dan kita juga akan terus mencarikan bapak asuh untuk pemenuhan gizi anak-anak kita yang terkena stunting ini,” ucapnya.
“Selain itu, kita juga berkolaborasi dengan beberapa OPD, agar penanganannya bisa lebih cepat lagi,” tambahnya lagi.
Dari sisi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Despriyani yang merupakan Sub Koordinator Kesga Gizi menyebutkan, berdasarkan data dari sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pada Februari lalu tercatat 472 anak yang terkena stunting dari 10.227 anak atau 4,7 persen.
“Kita telah melakukan pendataan di 47 kelurahan. Dan untuk data terbaru akan kita update di September ini. Mudah-mudahan angkanya akan terus menurun,” ucapnya.
Dia juga mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama untuk melakukan pemeriksaan kepada calon pengantin tiga bulan sebelum menikah untuk meminimalisir terjadinya stunting.
“Nanti, setiap calon pengantin tidak perlu khawatir karena pemeriksaan ini tidak akan menjadi penghalang untuk menikah. Bila hasil dari pemeriksaan itu terdapat hal yang harus dikoreksi, maka calon pengantin akan mendapat pendampingan sebelum merencanakan kehamilannya,” terangnya.
Selain itu, Dinkes Kota Payakumbuh dibawah pimpinan PLT Kadis DKK kota Payakumbuh Yuneri Yunirman menyampaikan sudah membentuk interfensi spesifik dengan melakukan pendataan kepada ibu hamil yang beresiko stunting, bayi/balita serta melakukan pembinaan sejak dini kepada remaja putri mulai dari SMP.
“Kami optimis program pendampingan dan pemeriksaan ini akan sukses dalam menurunkan angka stunting di Kota Payakumbuh,” pungkasnya. (Jp)
Posting Komentar