Padang-jangkar1news.com- Disaat musim hujan di saat sekarang ini sudah dua kali terjadi longsor di Kelok Jariang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Longsor mengakibatkan tertutupnya jalan akibat sedimen. Dan, terjadinya antrian panjang, merusak jalan nasional Padang-Pesisir Selatan.
Disebut sebut galian c di Kelok Jariang, hanya untuk izin material tanah, sementara operasionalnya juga mengambil material batu. Dan, ini penyebab terjadinya longsor, jika hujan tiba. Sedimen dan air deras menyertai longsor tersebut. Dua kali longsor terjadi, juga disebabkan lalainya pemilik tambang galian c tersebut.
Wajar saja aktifitas tambang galian C di Kelok Jariang itu, menuai tanggapan miring berbagai kalangan. Novermal SH, anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan yang sering melintasi jalan tersebut, juga menyesali tambang galian c tersebut. Katanya, tambang galian c di Kelok Jariang, merusak lingkungan.
Dilansir dari invensisatu.com “Tambang galian c itu, juga menganggu kelancaran jalan nasional. Bahkan, mengakibatkan jalan licin, becek dan berdebu. Parahnya, longsoran juga mengakibatkan tertutup badan jalan dan terganggunya arus lalu lintas,” kata Novermal beberapa hari lalu, seraya mengatakan, ini tidak boleh lagi ditolerir.
Novermal juga berharap, izin tambang galian c itu harus dicabut dan kenakan denda maksimal.”Jika ditemukan indikasi pidana, usut sebagaimana mestinya. Sebab, tidak saja merusak lingkungan, jalan nasional juga menganggu kenyamanan lalu lintas,” pinta Novermal, Ketua Fraksi PAN Kabupaten Pesisir Selatan tersebut.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.3 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2 Sumbar, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang, Suaidi ST, MT, juga meminta agar pemilik tambang membuat trap/teras miring. Tujuannya, agar air tidak langsung terjun membawa sedimen ke badan jalan nasional.
PPK yang cepat tanggap dan selalu bergerak cepat ini, juga mengatakan, longsoran yang terjadi tanggal 23 September, semuanya ada 18 titik tersebar antara KM 24 sampai KM 92. Penyebabnya, intensitas curah hujan sangat tinggi dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.” Lalu lintas lancar dan terbuka setelah 2 jam, itupun saat hujan berhenti,” pungkasnya.
Suaidi juga menyebutkan, pembersihan dilakukan dengan menggunakan 3 unit backhoe loader dan 2 DT. “Khusus untuk titik KM 25+600 Kelok Jariang, terulang kembali longsoran. Di KM 25+600 ini, ada tambang galian C dan ini penyebab terjadinya longsoran. Bahkan, sedimennya menutupi badan jalan,” tutup Suaidi. (David)
Posting Komentar